Jumat, 16 Desember 2011

Syarat-syarat Dikabulkannya Doa

Kini, Anda telah siap untuk mengenal syarat-syarat dikabulkannya doa. Persiapan yang baik adalah bukti pemahaman yang baik.


Doa akan dikabulkan apabila keempat syaratnya telah terpenuhi.

Mari, fokuskan niat Anda. Namun perhatikan, niat saja tentu tidaklah cukup.

PERTAMA : Keyakinan akan terkabulnya doa.
Rasulullah SAW bersabda, “Berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan yakin akan terkabulnya doa itu.” (HR. Ath-Thirmidzi)

Beliau juga bersabda, “Jika salah satu diantara kalian berdoa, janganlah ia mengatakan, ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menginginkannya’. Namun hendaklah ia bertekad kuat untuk meminta.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Saudaraku, keyakinan akan terkabulnya doa adalah syarat pengkabulan itu sendiri. Jadi jangan sampai Anda berdoa kepada Allah SWT sementara Anda tidak yakin Allah SWT akan mengabulkan doa tersebut.

Sungguh, Anda benar, wahai Amirul Mukminin Umar ibnul Khaththab ra., ketika Anda mengatakan, “Aku tidak membebani diriku dengan keinginan untuk terkabulnya doa. Aku hanya berharap agar tetap bisa berdoa.”

Mari, Saudaraku, manfaatkanlah kesempatan dan selamilah nilai-nilai yang akan menyelimuti Anda. Berdoalah kepada Allah SWT dalam kondisi yakin.

KEDUA : Kekhusyukan dihadapan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah, bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari seorang yang lalai dan tidak serius” (HR. Ath-Thurmudzi)

Ingatlah saudaraku, Anda sering berdoa selepas shalat namun Anda tidak merasakan apa yang Anda ucapkan, kecuali kata-kata “Allahumma”, atau kata-kata “amiin” Ya tampaknya Anda tertawa. Apakah hal ini benar.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya sedekat-dekat pintu msuk yang digunakan hamba untuk mendatangi Allah adalah kebangkrutan.”

Ya, itulah pintu masuk yang paling mudah. Kebangkrutan di sini adalah kebangkrutan dalam arti luas dan dalam dimensi beragam. Alangkah bahagianya orang yang terpaku di hadapan Rabbnya dan menyatakan kebangkrutan, sehingga ia pun khusyuk dan menghiba kemudian menangis. Saat itu, ia betul-betul yakin akan terkabulnya doa. Selamat, wahai yang merasa bangkrut, sebab Anda tengah menginginkan kekayaan.

Apakah setelah ini, Anda masih meragukan terkabulnya doa?

Seorang Tabi’in mengatakan, “Sungguh, saya tahu kapan doa saya akan dikabulkan.” Mereka bertanya, “Bagaimana itu bisa?” Ia menjawab, “Jika hatiku telah khusyuk, kemudian badanku juga ikut khusuk’, dan aku pun mengalirkan air mata. Ketika itulah aku mengatakan doaku ini akan dikabulkan.”

Tidakkah Anda pernah merasakan perasaan ini sebelumnya?
Perasaan yakin muncul setelah usaha gigih dan tawakal kepada Allah SWT. Mari, Anda tidaklah kurang istimewa dari Tabi’in tersebut.

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata, “Tahukah kalian, bagaimana seharusnya seorang muslim berdoa?” Mereka bertanya, “Bagaimana itu, wahai imam?” Beliau menjawab, “Tahukah kalian bagaimana seseorang yang berada di tengah gelombang lautan, sementara ia hanya memiliki sebatang kayu, dan ia pun akan tenggelam? Kemudian orang ini berdoa dengan mengatakan, ‘Ya Rabbi, selamatkanlah aku! Ya Rabbi selamatkanlah aku!’ Maka demikianlah seharusnya seorang muslim berdoa (kepada Allah).”

Saudaraku, rasakan keadaan dahsyat ini. Anda seorang diri hampir tenggelam sementara Anda tidak memiliki apa-apa selain sebatang kayu. Ya, nyatakanlah itu, dan tidak akan ada lagi yang mampu menyelamatkan Anda selain Allah SWT. Sehingga, Anda pun akan kembali kepada Allah SWT dan berdoa kepada-Nya dengan setiap sel Anda! Sungguh sebuah perasaan dahsyat yang akan menyelimuti Anda saat ini... Selamat bagi Anda yang merasakan hal ini setiap kali berdoa. Simaklah ayat berikut yang akan melahirkan keadaan di atas dengan sebuah ungkapan yang cukup simpel,

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya....” (QS. An-Naml: 62)

Saudaraku, hiduplah didunia dalam kondisi serba “Kesulitan”, sebab tidak ada yang lebih mirip dengan dunia selain “lautan yang bergelombang”. Apa lagi yang Anda tunggu? Segera rasakan itu. Allah SWT pun akan memberikan kejayaan kepada Anda. Rasakan perasaan butuh Anda, maka Dia pun akan menganugerahkan kekayaan kepada Anda. Rasakanlah kelemahan Anda... maka, Dia pun akan mengulurkan kekuatannya kepada Anda.

Anda tidak akan pernah memunculkan perasaan-perasaan ini selain dengan kekhusyukan di hadapan-Nya.

KETIGA : Jangan tergesa-gesa
Syarat ketiga dikabulkannya doa adalah tidak tergesa-gesa, Rasulullah SAW bersabda, “Akan kukabulkan doa seseorang kalian sepanjang ia tidak tergesa-gesa. Ia berkata, ‘Aku telah berdoa dan berdoa, namun aku tidak melihat terkabulnya doaku’, sehingga ia pun tidak lagi berdoa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ath-Thirmidzi dan Ibnu Majah)

Orang yang melakukan ini ibarat orang yang menemani ladangnya dengan menabur benih. Namun ketika benih-benih itu mulai tumbuh, ia mengatakan, “Agaknya benih-benih ini tidak akan tumbuh”, sehingga kemudian ia meninggalkannya begitu saja.

Orang yang melakukan ini ibarat orang yang menemani ladangnya dengan menabur benih. Namun ketika benih-benih itu mulai tumbuh, ia mengatakan, “Agaknya benih-benih ini tidak akan tumbuh”, sehingga ia meninggalkannya begitu saja.

Subhanallah! Mengapa Anda tinggalkan doa? Doa itu pasti akan dikabulkan! Dalam sebuah atsar disebutkan bahwa Allah SWTbertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, Apakah hambaklu berdoa kepadaku?” Jibril pun menjawab, “Ya.” Allah SWT bertanya lagi, “Apakah ia menghiba kepadaku dalam memintanya?” Jibril menjawab, “Ya.” Maka Allah SWT berfirman, “Wahai Jibril, tangguhkanlah (pengabulan) permintaan hamba-Ku, sebab Aku suka mendengar suaranya.”

Tidakkah ungkapan, “Sebab Aku suka mendengar suaranya” ini berpengaruh di hati Anda? Ketergesa-gesaan adalah penyakit akut. Penyakit akan bertambah manakala sang pasien menyerah begitu saja pada penderitaannya!

Saudaraku, jangan menyerah pada penyakit ini, dan pergunakanlah obat kesabaran! Obat ini sekarang begitu banyak tersedia, bukan?

KEEMPAT : Hanya makan yang halal
Syarat terakhir terkabulnya doa adalah makan makanan halal. Jangan sekali-kali menghasilkan harta dari sesuatu yang haram.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak akan menerima selain yang baik. Allah memerintah orang-orang mukmin seperti apa yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul.” (HR. Muslim dan Ath-Thirmidzi)

Firman Allah SWT., “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh...” (Al-Mu’minun: 51)

Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan, “Seseorang yang berpakaian compang-camping, penuh debu dan sedang dalam perjalanan jauh, mengangkat kedua tangannya ke atas seraya berkata, “Ya Rabbi, Ya Rabbi”, tapi makanannnya adalah makanan haram, minumnya juga minuman haram, dan ia pun dulu diberi makan dengan makanan hasil sesuatu yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?”

Saudaraku, perhatikanlah keadaan orang yang digambarkan Rasulullah SAW diatas. Ia adalah seseorang yang berpakaian compang-camping dan berdebu. Artinya, ia seorang miskin yang amat membutuhkan Tuhannya, sehingga ia berdoa. Namun, ia memakan makanan yang haram.

Ada sebuah kenyataan pahit yang terasa bagai sambaran petir bagi setiap orang, atau bahkan lebih berat bagi setiap orang, atau bahkan lebih berat dari itu, yaitu “Bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?“ Ya Allah! Ulangilah kata-kata ini, “Bagaimana mungkin”, dan selami serta renungkan baik-baik! Anda akan merasakan sesuatu yang aneh di hati dan begitu menyesakkan dada.

Saudaraku tercinta, saya berpesan kepada Anda, untuk menjauhi segala yang haram. Rasulullan SAW bersabda, “Perbaikilah makananmu, maka akan dikabulkan doamu.”

die. *Ibadah Sepenuh Hati*
Amru Khalid
http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=7870

Selasa, 22 November 2011

MAKNA KATA INSYA ALLAH dulu dan sekarang.

Kata Insya Allah dulu dan sekarang rupanya ada mengalami pergeseran makna. Walau sesungguhnya dan memang seharusnya maknanya tidak boleh berubah. Namun karena terjadi pergeseran budaya dan perilaku para pemakai kata 'Insya Allah' tersebut maka seolah-olah maknanya bergeser. Padahal tidaklah demikian, dan akan tetap sama maknanya dulu dan sekarang hingga kelak dunia ini berakhir.

Mengapa saya katakan ada pergeseran makna? nah ikuti ulasannya, dan coba...

Kalau dahulu dan lebih-lebih di zaman Rasulullah kemudian dilanjut dengan para sahabat, kerabat, para jumhur ulama masih memiliki pengaruh kuat dizaman itu, maka kata Insya Allah sesungguhnya nyaris bermakna atau berarti sebuah 'kepastian' kecuali Allah berkehendak lain. Artinya bahwa begitu beliau-beliau mengucapkan kata 'Insya Allah' dalam sebuah janji, atau disaat beliau-beliau diminta untuk hadir pada suatu acara tertentu, maka itu adalah suatu jaminan akan sebuah kepastian bahwa mereka akan datang, mereka akan menghadiri, mereka akan menepati janji apabila di tinjau dari sisi kapasitas mereka selaku 'manusia', terkecuali Allah berkehendak lain barulah hal itu tidak bisa terealisasi.

Namun dimasa sekarang, orang begitu gampang mengucapkan kata 'Insya Allah' sekalipun untuk sesuatu yang sebenarnya sulit untuk ia lakukan baik dipandang secara teknis, waktu, tempat, dan lainnya. Artinya sangat kecil kemungkinannya dapat ia penuhi. Bahkan tidak sedikit pula orang yang mengucapkan kata itu sesungguhnya sudah terbesit di dalam hatinya untuk tidak merealisasikan ucapannya itu. Ucapan itu sengaja disampaikan hanya dimaksudkan sekedar untuk pemanis.

Hanya saja, pemanis atau tidak pemanis, dengan ucapan itu tentu orang akan berharap kehadirannya, kedatangannya, ketepatan janjinya, dan lain-lain.

Semestinya agar tidak memberi harapan alangkah baiknya nyatakan saja dengan sejujurnya misalkan: Mohon maaf, saya tidak bisa memenuhi janji karena bla...bla...., sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya. dst. dst.

Namun nyatanya orang tetap mengatakan 'Insya Allah', sekali lagi..., walau untuk sesuatu yang tidak mungkin dapat ia lakukan. Karena dianggapnya bahwa pengertian atau makna kata 'Insya Allah' adalah hanya tergantung sikon dan tergantung perasaan hati belaka, bukan tergantung pada ketentuan Allah.

Inilah yang saya maksud pergeseran makna tadi.

Mohon maaf kalau aspek pandang saya berbeda dengan kawan-kawan. Tapi percaya saja, bahwa perbedaan itu rahmat bukan???
Sumber : http://bamaraon.blogspot.com/2009/03/makna-kata-insya-allah-dulu-dan.html

Selasa, 01 November 2011

QURBAN, syarat, hukum dan sahnya ...

Ibadah Qurban
Berqurban di hari Idul Adha merupakan ibadah sunnah muakkadah, termasuk perbuatan yang paling dicintai Allah Ta’ala. Sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Maksud Hadits: “Tidak ada perbuatan manusia yang paling dicintai Allah Ta’ala pada hari qurban kecuali mengucurkan darah (hewan qurban) karena sesungguhnya hewan tersebut akan datang pada hari kiamat dengan bentuk seutuhnya (tanduknya, kukunya dan kulitnya) dan sesungguhnya darahnya akan sampai disisi Allah sebelum sampai ke bumi”.

Binatang qurban itu hendaklah binatang ternakan (An‘am) seperti:

1.Unta

2.Lembu/ sapi

3.kambing/ biri-biri kibasy/ domba.


Maksud Firman Allah Ta’ala: “Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syari‘atkan ibadat menyembelih qurban supaya mereka menyebut nama Allah sebagai bersyukur akan pengurniaanNya kepada mereka daripada binatang-binatang ternak yang disembelih itu” (Al-Hajj : 34).

Didalam Firman Allah yang lain merupakan anjuran berqurban seperti yang dijelaskan dalam surat Al-kaustar, Maksud Ayat:

1.Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2.Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu, dan berkorbanlah.
3.Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.

(yang dimaksud “berkorbanlah” di dalam ayat tersebut ialah menyembelih hewan qurban di hari Idul Adha dan mensyukuri nikmat Allah).

Hukum-hukum berqurban
Seekor unta, lembu/ sapi itu diniatkan (kongsi) untuk tujuh jiwa dan masing-masing yang ikut andil dalam pembelian harus berniat satu tujuan, yaitu niat berqurban. Adapun Seekor kambing hanya untuk seorang saja tidak boleh diniatkan untuk dua jiwa. Bila diniatkan untuk dua jiwa/ orang, Udhiyanya (qurban) tidak sah, tapi tetap saja mendapat pahala sedekah bagi dirinya.

Paling utama/ Afdhal binatang yang dibuat qurban adalah yang berwarna putih, kemudian yang berwarna kekuning-kuningan, kemudian yang putih tetapi tidak sempurna putihnya, kemudian yang sebagian besar badannya berwarna putih, kemudian yang sebagian besar berwarna hitam, kemudian berwarna hitam semuanya, kemudian yang berwarna kemerah-merahan semuanya/ coklat condong pada warna merah.

Binatang itu hendaklah cukup umur
Untuk unta berumur lima tahun dan masuk tahun keenam serta sudah kupak (terlepas gigi depannya). Adapun sapi/ lembu atau kambing (selain kambing kibasy/ biri-biri/ domba) berumur dua tahun dan masuk tahun yang ketiga . Boleh juga kambing yang belum genap berumur dua tahun, dengan syarat sudah kupak (terlepas gigi depannya) dengan sendirinya dan berumur lebih dari satu tahun.

Kambing kibasy/ biri-biri/ domba.
Bagi yang berqurban kambing jenis kibasy/ biri-biri/ domba, maka cukup yang berumur satu tahun atau belum mencapai umur satu tahun dengan syarat sudah kupak (terlepas gigi depannya) dan sudah lebih enam bulan dari umurnya.

Urutan keutamaan binatang untuk dijadikan qurban.

1.Unta 2.Lembu/ sapi 3.Kambing kibasy/ biri-biri/ domba 4.Kambing biasa pada umumnya.

Satu ekor Unta atau lembu/ sapi diniatkan (kongsi) untuk tujuh jiwa. Namun, tujuh ekor kambing untuk masing-masing orang, maka hal tersebut lebih afdhal/ utama. Lebih jelasnya, berqurban tujuh ekor kambing lebih afdhal dari pada satu ekor unta, disebabkan daging akan menjadi lebih banyak.

Binatang Qurban Hendaklah Sehat & Bebas dari Cacat.

Binatang yang tidak sah dijadikan qurban itu ialah:

  • 1.Binatang yang buta atau rusak matanya atau yang tidak dapat melihat sekalipun biji matanya masih ada. Jika matanya itu ada sedikit kecacatan seperti sedikit rabun tetapi masih bisa melihat, maka ia sah dibuat qurban.
  • 2.Binatang yang jelas pincang kakinya dengan perkiraan, bila ia berjalan bersama-sama sekumpulan kawan-kawan binatang yang lain untuk mencari makan, ia tidak dapat ikut berjalan bersama dengan binatang-binatang tersebut, bahkan ia tertinggal jauh dibelakang. bila pincangnya itu sedikit yaitu pincang yang tidak menghalangi mengikuti kawan-kawannya, maka ia sah dibuat qurban.
  • 3.Binatang yang nyata sakitnya sehingga berakibat binatang tersebut kurus dan kurang dagingnya. Tetapi jika sakitnya itu sedikit dan tidak mengurangi dagingnya maka ia sah dibuat qurban.
  • 4.Binatang yang kurus sekali akibat sakit, gila atau kurang makan dan sebagainya.
  • 5.Binatang yang telinganya terpotong walaupun sedikit atau yang tidak bertelinga sejak dilahirkan kerana telah hilang sebagian anggota yang bisa dimakan dan mengurangi dagingnya. Tetapi tidak mengapa jika telinganya koyak atau berlubang dengan syarat tidak ada yang berkurang dari dagingnya walaupun sedikit.
  • 6.Binatang yang terpotong ekornya walaupun sedikit atau terpotong sebagian lidahnya atau yang terpotong dari bagian pahanya. Adapun yang dilahirkan tanpa ekor sejak dilahirkannya, maka sah dibuat qurban.
  • 7.Binatang yang gugur semua giginya sehingga mengakibatkan tidak dapat makan rumput. Adapun yang ada sebagian giginya dan tidak menghalangi makan rumput dan tidak mengurangi dagingnya (tidak kurus) ia boleh dibuat qurban.
  • 8.Binatang yang berpenyakit gila atau yang kena penyakit kurap sekalipun sedikit.
  • 9.Binatang betina yang hamil. adapun binatang yang baru melahirkan boleh dibuat qurban berdasarkan pendapat Ibnu Hajar dalam kitabnya Tuhfah dan Arramli dalam kitabnya Nihayah.

Waktu Pelaksanaan Berqurban

Rasulullah SAW telah bersabdah, maksud Hadits: “Barang siapa yang menyembelih sebelum Sholat Ied sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya dan barang siapa yang menyembelih setelah sholat dan dua khutbahnya maka ia telah menyempurnakan ibadahnya dan ia telah melaksanakan sunnah orang orang beriman” (Bukhari & Muslim).

Lebih jelasnya, waktunya empat hari, yaitu diawali setelah Sholat Idul Adha dan dua khutbahnya (tanggal 10 dzul hijjah) sampai tenggelamnya matahari pada tanggal 13 Dzul Hijjah/ akhir hari tasyriq. Dan afdholnya, dilakukan di hari Idul Adha hingga matahari terbenam.

Catatan:
Seorang yang berqurban karena nazar tidak boleh memakan daging qurban tersebut, sedangkan yang berqurban dengan qurban sunnah diperbolehkan untuk memakan daging qurbannya, akan tetapi, afdholnya/ lebih utama ia sedekahkan semuanya kepada yang berhak.

Demikian penjelasan yang dapat al-faqir uraikan, semoga bermanfaat.

Wallohu A’lam Bi Showab.

(Sumber : Salim Syarief MD, KabarNet : 07/11/10

Selasa, 26 Juli 2011

MARHABAN YA RAMADHAN.. MENYAMBUT BULAN RAMADHAN.. DIANTARA KEUTAMAAN SHOUM (BERPUASA) DAN BULAN RAMADHAN..

Oleh: Abdullah Saleh Hadrami
MENYAMBUT BULAN RAMADHAN Hendaklah kita menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan beberapa perkara berikut:
1. Membayar hutang puasa (apabila mempunyai hutang) sebelum masuk bulan Ramadhan.
2. Memperbanyak puasa dan membaca Al-Qur’an serta amal saleh lainnya pada bulan Sya’ban untuk persiapan Ramadhan.
3. Mempersiapkan diri (lahir dan batin / jasmani dan rohani) secara matang.

DIANTARA KEUTAMAAN SHOUM (BERPUASA) DAN BULAN RAMADHAN:
1. Diturunkan di dalamnya Al-Qur’an. (QS. Al-Baqarah: 185).
2. Pintu-pintu surga dibuka dikarenakan banyaknya amal saleh dari orang-orang mukmin.
3. Pintu-pintu neraka ditutup sebagai rahmat bagi orang-orang mukmin dikarenakan sedikitnya maksiat.
4. Setan-setan dibelenggu sehingga tidak sebebas hari-hari lainnya. ( Ketiganya adalah hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim beserta syarh para ulama).
5. Setiap malam ada penyeru yang berseru: “Wahai orang yang berbuat kebaikan menghadaplah dan wahai orang yang berbuat keburukan berhentilah”.
6. Setiap malam Allah memerdekakan hamba-hambaNya dari api neraka. (Keduanya adalah hadits riwayat At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah dengan sanad hasan).
7. Orang yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala Allah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim).
8. Pahala puasa dilipatgandakan oleh Allah tanpa batas. (HR. Bukhari dan Muslim).
9. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu: ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Allah. (HR. Bukhari dan Muslim).
10. Bau mulut orang berpuasa lebih wangi disisi Allah dari Misk (parfum yang paling wangi). (HR. Bukhari dan Muslim).
11. Puasa adalah tameng pelindung dari api neraka. (HR. Bukhari dan Muslim).
12. Orang yang berpuasa akan mendapatkan keistimewaan dengan surga yang dikhususkan untuk mereka, yaitu: Ar-Royyan. (HR. Bukhari dan Muslim).
13. Puasa kelak memberi syafa’at (pertolongan) kepada orang yang berpuasa. (HR. Imam Ahmad, Al-Hakim dll dengan sanad hasan).
14. Orang yang berpuasa termasuk shiddiqin dan syuhada. (HR Ibnu Hibban dengan sanad shahih).
15. Barangsiapa melakukan Qiyam Ramadhan (shalat tarawih) dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim).
16. Barangsiapa shalat tarawih berjamaah bersama imam sampai selesai maka dicatat untuknya shalat semalam suntuk. (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh syaikh Al-Albani).
17. Di dalamnya terdapat Lailatul Qadr, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan. (QS. Al-Qadr: 1-5)
18. Do’a orang berpuasa dikabulkan terutama menjelang berbuka. (HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan).
19. Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian menambahnya dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal maka seakan dia berpuasa selama setahun. (HR. Muslim).

Senin, 25 Juli 2011

Khutbah Rasulullah SAW Menyambut Ramadhan

Selain memerintah shaum, dalam menyambut menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan. Inilah ‘azimat’ Nabi tatkala memasuki Ramadhan.

Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”

Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.

Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”

“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”

“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”

“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”

Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”

“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”

“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”

“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”

“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).

sumber: Hidayatullah.com

Selasa, 31 Mei 2011

Rasa Terima Kasih

Sahabat, ...
Apa yang kita lakukan, apabila ada seseorang yang menjamin kebutuhan kita setiap hari. Gratis, apa-apa tinggal pakai dan ambil, semuanya telah tersedia. Ketika kita dipanggilnya, pasti kita akan segera datang, ketika kita disuruhnya pasti akan segera kita lakukan. Karena kita merasa berhutang budi kepadanya, karena segala kebutuhan hidup kita dipenuhinya.

Sahabat, ...
Mari kita renungkan, ketika kita terbangun dari tidur di pagi hari. Semua anggota badan kita dapat berfungsi dengan normal seperti sediakala. Mata kita, tangan kita, kaki kita dan anggota yang lainnya semua normal seperti kemarin sebelum kita tertidur. ketika kita membuka jendela kamar atau keluar rumah, udara pagi yang segar telah tersedia buat kita. Seiring berjalannya waktu sang mentari juga siap menghangatkan tubuh kita. Semuanya GRATIS,... kita tidak perlu membayar.

Sahabat,...
Namun ketika Dzat yang mempunyai semua itu, yang menyediakan buat kehidupan kita memanggil kita untuk menghadap_Nya (dengan Adzan sebagai panggilan Sholat) melalui seorang muadzin , terkadang kita bermalas-malas atau pura pura tidak mendengarnya. Kita tidak segera menghadap-Nya, malah kita sibuk dengan urusan kita sendiri. Begitukah balas budi kita kepada-Nya. kepada Dzat yang menguasai segala yang ada di bumi dan alam semesta ini.

Sahabat,...
Mari kita renungkan, kalau ada seseorang yang menjamin hidup kita. Kita akan ungkapkan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya. kita akan lalukan perintah dan jauhi laranganya. Seharusnya kepada Dzat yang telah memberikan kita semua kenikmatan hidup yang tak terhitung jumlahnya ini, kita juga akan melakukan yang lebih dari itu. Kita akan tunduk dan patuh pada semua aturan dan petunjuk-Nya.

Firman-Nya :
"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
(QS. Ibrahim : 34)

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
(QS. Ibrahim : 7)

SEMOGA BERMANFAAT!!

Kamis, 12 Mei 2011

INGAT-INGAT

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
(QS. Al Baqarah : 152)

Sahabat,... di setiap hembusan nafas kita ada Nikmat-Nya yang sering kita melupakannya. kita baru baru menyadari kala nikmat itu hilang dari kita. Saat kita dalam keadaan baek-baek, sering kita lupa, ibadah kita hanya seperlunya atau hanya gugur kewajiban saja.

Namun di saat Allah mencabut nikmat dari kita (untuk sementara atau selamanya) baru kita mengingat Allah, mendekatkkan diri kepada-Nya dengan menghamba agar nikmat itu dikembalikan kepada kita. Kebanyakan dari kita hanya mengingat Allah ketika dalam kesukaran, ketika kita tertimpa musibah, ketika kita sedang diuji oleh Allah. Manusia ingat kepada Allah di waktu kesukaran dan lupa di waktu senang.

Allah telah mengingatkan dalam FirmanNya :
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah.
Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.
(QS. Al Munaafiqun : 9)

Rasulullah SAW bersabda :
“ Sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat. Cara membersihkannya adalah dengan mengingat Allah ”

Mari membiasakan diri dari yang kecil dan dilakukan secara terus-menerus....
1. Membiasakan diri membaca BASMALLAH (Bismillah) ketika akan melakukan aktifitas sehari-hari. Membiasakan membaca doa sebelum atau sesudah melakukan kegiatan.
2. Meringankan lisan kita memuji Allah (HAMDALLAH) kala mendapat kebaikan dan kenikmatan dalam usaha.
3. Membiasakan sholat tepat waktu dan belajar khusyu' dalam sholat.
4.Berdzikir baik secara lisan maupun dalam hati.

"Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan."
(QS. Al A'raaf : 69)

“[yaitu] Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan dzikir hati menjadi tentram.”
[Ar-Ra’d : 28]

Rabu, 27 April 2011

HILANGNYA AMAL SEDEKAH

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir
(QS. Al Baqarah : 264)

Imam Ibnu Katsir mengatakan,”Dalam ayat diatas Allah memberikan informasi bahwa pahala sedekah itu dapat hilang disebabkan karena diungkit-ungkit dan tindakan berupa menyakiti orang yang diberi sedekah setelah sedekah diberikan. Jadi, dosa mengungkit-ungkit dan menyakiti itu menyebabkan hilangnya pahala sedekah.”

Beliau kemudian berkata,”Artinya janganlah kalian membatalkan pahala sedekah kalian dengan menyakiti dan mengungkit-ungkitnya, sebagaimana tidak bernilainya sedekah orang riya. Orang yang riya adalah yang menampakkan sikap dihadapan orang lain bahwa dia ikhlas dalam beramal, padahal maksud sebenarnya adalah agar dia dipuji oleh orang lain atau agar tenar dengan sifat-sifat terpuji sehingga banyak orang yang mengagumi. Atau agar disebut sebagai orang dermawan dan maksud-maksud keduniawian lainnya. Orang yang riya tidak memiliki perhatian untuk taat kepada Allah, mencari ridha-Nya dan mengharap pahala-Nya yang berlimpah. Oleh karena itu, Allah berfirman yang artinya, “Dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.” (QS. Al-Baqarah:164).

Imam Ibnu Katsir juga menambahkan “Hujan tersebut meninggalkan batu besar tadi dalam keadaan kering mengkilat tanpa ada satupun debu diatasnya, bahkan seluruh debunya hilang. Demikianlah amal orang-orang yang riya, padahal amal tersebut hilang dan lenyap di sisi Allah meskipun terlihat memiliki amal dalam pandangan manusia. Namun amal tersebut tidaklah lebih bagaikan debu.” (Tafsir Ibnu Katsir 1/246).

Dalam tafsirnya, Ibnu As-Sa”di mengatakan”Karena sifat kasih sayang dan lemah lembut yang Allah miliki, Allah melarang hamba-hamba-Nya menghapus pahala sedekah mereka dengan menyakiti dan mengungkit-ungkitnya. Sehingga dalam ayat ini terdapat dalil bahwa menyakiti dan mengungkit-ungkit suatu pemberian itu akan menyebabkan batalnya pahala suatu sedekah. Ayat diatas juga dapat dijadikan dalil bahwa amal kejelekan dapat menghapus amal kebaikan. Sebagaimana firman Allah, yang artinya, “Dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak menghapus amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.” (Al-Hujurat:2).

Sebagaimana kebaikan itu dapat menghilangkan kejelekan, maka amal kejelekan pun dapat menghapus amal kebaikan yang semisal dengannya. Ayat di atas ditambah dengan ayat lain yang artinya, “Dan janganlah kamu merusak amal-amalanmu.”(QS. Muhammad:33). Ayat ini merupakan dalil yang berisi anjuran untuk menyempurnakan dan menjaga amal dari segala sesuatu yang merusaknya agar amal tersebut tidak hilang sia-sia.

Kemudian beliau mengatakan maksudnya meskipun kalian pada awalnya bermaksud bersedekah dengan mengharap wajah Allah, namun gangguan dan mengungkit-ungkit itu tetap membatalkan pahala amal kalian bagaikan amal orang yang pamer, orang yang tidak menginginkan dengan amalnya itu keridhaan dari Allah dan kenikmatan di akhirat.

Amal karena riya tidaklah disangsikan adalah amal yang tertolak sejak awalnya, karena syarat diterimanya amal adalah dimaksudkan untuk mengharap ridha Allah semata. Sedangkan amal orang yang riya pada hakikatnya, adalah beramal untuk manusia bukan untuk Allah. Oleh karena itu, segala amalnya akan percuma dan usahanya sia-sia.

Permisalan yang tepat untuk orang ini, adalah batu keras dan mengkilat. Di atas batu tersebut terdapat debu, kemudian turunlah hujan yang deras sehingga tidak tersisa satupun debu diatasnya. Demikianlah permisalan orang yang beramal karena riya. Hatinya keras dan kasar bagaikan batu. Sedangkan sedekah yang dia lakukan atau amal shalihnya yang lain, laksana debu diatas sebuah batu.

Orang yang bodoh disamakan dengan keadaan batu itu. Ia akan beranggapan bahwa batu tersebut adalah tanah subur yang cocok untuk ditanami, akan tetapi ketika keadaan sebenarnya dari batu terungkap dengan hilangnya debu tersebut, maka nyata sudah bahwa amal orang tadi adalah tak ubahnya dengan fatamorgana. Sesungguhnya hatinya tidaklah cocok untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman-tanaman. Bahkan riya yang ada dalam drinya serta keinginan-keinginan tercela lain, mencegah untuk dapat mengambil manfaat dengan amal yang dilakukan.

Oleh karena itu, Allah menegaskan bahwa mereka tidak mampu memanfaatkan sedikitpun amal yang telah mereka lakukan. Hal ini dikarenakan, mereka meletakkan amal tidak apada tempatnya dan menjadikan amal tersebut untuk makhluk yang semisal dengan mereka, yang tidak dapat mengatur bahaya dan manfaat untuk mereka.

Mereka telah berpaling dari beribadah kepada Dzat yang ibadah tersebut mampu mendatangkan manfaat untuk mereka sendiri. Oleh karenanya, Allah palingkan hati mereka dari hidayah. Mengingat hal tersebut, Allah mengakhiri ayat diatas denagn firmannya, yang artinya,”Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (Lihat tafsir As-Sa”di,hal 113-114)

Pesan yang Terkandung

1. Amal kejelekan mampu membatalkan pahala amal kebaikan.

2. Allah menganjurkan orang-orang yang beriman untuk menjaga dan menyempurnakan amal dari segala hal yang mampu merusaknya.

3. Mengungkit-ungkit pemberian, menyakiti orang yang diberi sedekah dan riya, merupakan penyebab terhapusnya pahala sedekah.

4. Orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian, menyakiti orang beriman, dan orang yang pamer adalah orang yang dekat dengan kekafiran atau kufur denagn nikmat yang Allah berikan. Wallahu a”lam.

Sumber: Majalah Swaraquran Edisi N0. 3 Tahun ke-6, hal 16-19.

Jumat, 22 April 2011

AL QURAN VIRTUAL ONLINE

Membaca Al Quran Virtual Secara Online

Quran 1

Al-Qur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.

Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori).

ANda dapt membaca Quran Virtual layaknya membaca Quran secara langsung secara Online. Penggunaannya pun mudah semudah Quran sesungguhnya. Dimana saja dan kapan saja !!!

Silahkan Mencoba Semoga Bermanfaat !!!!

AL QURAN VIRTUAL – ONLINE

Kamis, 14 April 2011

PERMAINAN YANG MELALAIKAN

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

(QS Al Hadiid : 20)


Dengan sifat Rahman dan Rahiim nya Allah memberi apa yang di minta manusia :


"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan."

(QS. Hud : 15)


"...Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."

(QS. Ali Imran : 145)


"Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan."

(QS. Ali Imran : 148)


Kenikmatan di dunia hanyalah sedikit, tidak sebangding dengan akhirat :


" ...Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.

(QS. Taubah : 38)


"Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)." (QS. Ra'd 26)


" Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat."

(QS. Asy Syuraa : 20)


"Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim: "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul."...
(QS. Ibrahim : 44)

Semoga kita tidak lalai dengan bekal untuk kehidupan di akhirat, karena terlalu sibuk dengan urusan di dunia ini. Amiin

http://www.harunyahya.com/indo/site/kehidupan/index2.html

Jumat, 08 April 2011

SABAR DAN SHOLAT SEBAGAI PENOLONG

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,
(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."
(Al Baqarah 45-46)

Perjalanan hidup tidaklah selalu berjalan mulus, kadang berombak dan bergelombang. Terkadang keinginan tidak sesui dengan kenyataan yang ada. Semua itu harus kita jalani dengan sabar, sabar dan sabar. Sulit memang, namun bila setiap peristiwa kita ambil hikmahnya akan membuat kita lebih berhati-hati dan menyadari bahwa semua itu adalah dari_Nya dan kita mengharapkan keridhaan-Nya.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
(QS. Al Baqarah : 155-156)

"Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)"
(QS. Ar Ra'd : 22)

Kapanpun dan apapun situasinya, janganlah sampai kita meninggalkan sholat. Jadikanlah sholat sebagai kebutuhan dan bukan sebagai beban. Seorang Islam akan menjadikan sholat sebagai pembeda dengan mereka yang bukan islam. Sholat adalah sarana kita untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT.

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al Bararah : 153)

Semoga kita dan keluarga kita dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang sabar, orang-orang yang khusyuk dalam sholat dan dimasukkan ke dalam surga-Nya (surga 'Adn) dengan sambutan malaikat-malaikat (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum" (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Amiin


Senin, 04 April 2011

ISLAM MENGHALALKAN YANG BAIK

Dalam soal makanan yang kita komsumsi, Allah SWT berfirman :

"Hai manusia! Makanlah dari apa-apa yang ada di bumi ini yang halal dan baik, dan jangan kamu mengikuti jejak syaitan karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang terang-terangan bagi kamu." (al-Baqarah: 168)

"Hai orang-orang yang beriman! Makanlah yang baik-baik dari apa-apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta bersyukurlah kepada Allah kalau betul-betul kamu berbakti kepadaNya. Allah hanya mengharamkan kepadamu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang disembelih bukan karena Allah. Maka barangsiapa dalam keadaan terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak melewati batas, maka tidaklah berdosa baginya, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Belas-kasih." (al-Baqarah: 172-173)

"Katakanlah! Aku tidak menemukan tentang sesuatu yang telah diwahyukan kepadaku soal makanan yang diharamkan untuk dimakan, melainkan bangkai, atau darah yang mengalir, atau daging babi; karena sesungguhnya dia itu kotor (rijs), atau binatang yang disembelih bukan karena Allah. Maka barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak melewati batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun dan Maha Belas-kasih." (al-An'am: 145)

"Telah diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih bukan karena Allah, yang (mati) karena dicekik, yang (mati) karena dipukul, yang (mati) karena jatuh dari atas, yang (mati) karena ditanduk, yang (mati) karena dimakan oleh binatang buas kecuali yang dapat kamu sembelih dan yang disembelih untuk berhala." (al-Maidah: 3)

Semoga kita dapat berhati-hati dalam memilih makanan yang kita konsumsi, karena yang kita makan akan mengalir dalam darah dan menjadi daging. Tinggalkan yang HARAM dan SUBHAT dan konsumsi yang HALAL DAN BAIK (TOYYIB).

Sabtu, 02 April 2011

IKHLAS DALAM BERAMAL

Segala amal dan perbuatan yang kita lakukan harus dilandasi dengan niat yang ikhlas. Ikhlas adalah apabila amal perbuatannya telah bersih dari riya‘ baik yang jelas maupun tersamar. Sedangkan tujuan amal perbuatannya selalu hanya pahala yang dijanjikan Allah SWT.
Hamba Allah yang ikhlas mampu beribadah secara istiqamah dan terus menerus. Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas amalnya dalam kondisi ada atau tidak adanya orang yang memperhatikan adalah sama. Berbeda dengan orang yang kurang ikhlas, ibadahnya justru lebih bagus ketika ada orang lain memperhatikannya.
Jangan sampai apa yang kita kerjakan didasari oleh riya' atau pamrih yang semua itu akan merusak dan memusnahkan pahala dan ganjaran amal kita, bagaikan api kering yang terbakar, hangus dan musnah. Semoga Bermanfaat, amiin.

Jumat, 01 April 2011

BUKA WAWASAN

MEDIA ELEKTRONIK & INFO ISLAM

Untuk menambah wawasan tentang Islam dan perkembangan dunia Islam kunjungi :
1. http://www.republika.co.id
2. http://www.hidayatullah.com
3. http://www.sabili.co.id
4. http://www.kajianislam.net
5. http://www.majalah-assunnah.com
6. http://mimbarjumat.com
7. http://www.eramuslim.com
8. http://www.ummi-online.com
9. http://beritakita.blogspot.com

SEMOGA BERMANFAAT....!

Rabu, 30 Maret 2011

AL QUR'AN ONLINE

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Al quran dan al Hadits adalah dua buah warisan yang ditinggalkan rasulullah Muhammad saw. kepada umat Islam. Keduanya merupakan pedoman hidup untuk masalah dunia dan akhirat. Tetapi sungguh sangat disayangkan masih banyak umat islam yang kurang mengerti isi Al quran dan Al Hadits.

Kami berpendapat alangkah indahnya jika siapapun, kapanpun, dan dimanapun bisa mempelajari al quran dan al hadits secara mudah dan gratis. Dengan semangat inilah akhirnya http://quranterjemah.com dan http://miraclequran.net dikembangkan. Website ini insya Allah akan berisi al quran terjemah 30 juz, terjemah dalam berbagai bahasa, dan hadits shahih bukhari dan shahih muslim.

Mungkin saat ini website ini belum bisa memenuhi seluruh kebutuhan informasi al quran dan al hadits. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih kepada anda yang mengirimkan saran dan ide kepada kami.


Fasilitas utama :
1. Menampilkan seluruh surat yang ada di alquran
2. Menyimak bacaan alquran sambil memahami terjemah dalam berbagai bahasa
3. Pencarian canggih berdasarkan nama surat, ayat, nomor surat, ayat, dan kalimat yang terkandung dalam alquran
4. Murotal dan Streaming mp3 Alquran dari puluhan qari` terkenal.
5. Hadits Shahih Bukhari lengkap dengan terjemah indonesia, teks arab dan pencarian dua bahasa.
6. Hadits Shahih Muslim lengkap dengan terjemah indonesia, teks arab dan pencarian dua bahasa.
7. Artikel keajaiban - keajaiban al quran di bidang fisika, biologi, dan astronomi yang insya Allah akan menambah iman kita.

LEBIH LANJUT KLIK : http://miraclequran.net/quranterjemah.com/

Selasa, 29 Maret 2011

Nikmat Allah


SYUKUR NIKMAT

Ada dua kenikmatan, banyak manusia menjadi merugi gara-gara dua kenikmatan ini, yaitu; nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang.” (HR Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya, hadits no. 6412).

Cara mensyukuri nikmat Allah

Ada banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah swt. Secara garis besar, mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

  1. Mensyukuri dengan hati, dengan mengakui, mengimani dan meyakini bahwa segala bentuk kenikmatan ini datangnya dari Allah swt semata.

  2. Mensyukuri dengan lisan, dengan memperbanyak ucapan alhamdulillah (segala puji milik Allah) wasysyukru lillah (dan segala bentuk syukur juga milik Allah).

  3. Mensyukuri dengan perbuatan.

    1. Mempergunakan segala bentuk kenikmatan Allah untuk menunaikan perintah-perintah Allah, baik perintah wajib, sunnah maupun mubah.

    2. Mempergunakan segala bentuk kenikmatan Allah dengan cara menghindari, menjauhi dan meninggalkan segala bentuk larangan Allah, baik larangan yang haram maupun yang makruh.

Senin, 28 Maret 2011

ASMAUL HUSNA

Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 :

"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan".

Berikut ini adalah 99 nama Allah SWT beserta artinya :
1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Untuk hafalan dan dzikir klik link ini : http://www.youtube.com/watch?v=7O-ZWeZSjdY
AYAT KURSI :

ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUMU. LAA TA'KHUDZUHUU SINATUW WA LAA NAUUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI. MAN DZAL LADZII YASFA'U 'INDAHUU ILLAA BI IDZNIHI. YA'LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WA MAA KHALFAHUM. WA LAA YUHITHUUNA BI SYAI-IN MIN 'ILMIHII ILLAA BI MAASYAA-A. WASI'A KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHA. WA LAA YA-UDHUU HIFZHUHUMAA WAHUWAL 'ALIYYUL AZHIIM.

Artinya:

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar". (QS. Al Baqarah : 255)