Jumat, 16 Desember 2011

Syarat-syarat Dikabulkannya Doa

Kini, Anda telah siap untuk mengenal syarat-syarat dikabulkannya doa. Persiapan yang baik adalah bukti pemahaman yang baik.


Doa akan dikabulkan apabila keempat syaratnya telah terpenuhi.

Mari, fokuskan niat Anda. Namun perhatikan, niat saja tentu tidaklah cukup.

PERTAMA : Keyakinan akan terkabulnya doa.
Rasulullah SAW bersabda, “Berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan yakin akan terkabulnya doa itu.” (HR. Ath-Thirmidzi)

Beliau juga bersabda, “Jika salah satu diantara kalian berdoa, janganlah ia mengatakan, ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menginginkannya’. Namun hendaklah ia bertekad kuat untuk meminta.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Saudaraku, keyakinan akan terkabulnya doa adalah syarat pengkabulan itu sendiri. Jadi jangan sampai Anda berdoa kepada Allah SWT sementara Anda tidak yakin Allah SWT akan mengabulkan doa tersebut.

Sungguh, Anda benar, wahai Amirul Mukminin Umar ibnul Khaththab ra., ketika Anda mengatakan, “Aku tidak membebani diriku dengan keinginan untuk terkabulnya doa. Aku hanya berharap agar tetap bisa berdoa.”

Mari, Saudaraku, manfaatkanlah kesempatan dan selamilah nilai-nilai yang akan menyelimuti Anda. Berdoalah kepada Allah SWT dalam kondisi yakin.

KEDUA : Kekhusyukan dihadapan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah, bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa dari seorang yang lalai dan tidak serius” (HR. Ath-Thurmudzi)

Ingatlah saudaraku, Anda sering berdoa selepas shalat namun Anda tidak merasakan apa yang Anda ucapkan, kecuali kata-kata “Allahumma”, atau kata-kata “amiin” Ya tampaknya Anda tertawa. Apakah hal ini benar.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya sedekat-dekat pintu msuk yang digunakan hamba untuk mendatangi Allah adalah kebangkrutan.”

Ya, itulah pintu masuk yang paling mudah. Kebangkrutan di sini adalah kebangkrutan dalam arti luas dan dalam dimensi beragam. Alangkah bahagianya orang yang terpaku di hadapan Rabbnya dan menyatakan kebangkrutan, sehingga ia pun khusyuk dan menghiba kemudian menangis. Saat itu, ia betul-betul yakin akan terkabulnya doa. Selamat, wahai yang merasa bangkrut, sebab Anda tengah menginginkan kekayaan.

Apakah setelah ini, Anda masih meragukan terkabulnya doa?

Seorang Tabi’in mengatakan, “Sungguh, saya tahu kapan doa saya akan dikabulkan.” Mereka bertanya, “Bagaimana itu bisa?” Ia menjawab, “Jika hatiku telah khusyuk, kemudian badanku juga ikut khusuk’, dan aku pun mengalirkan air mata. Ketika itulah aku mengatakan doaku ini akan dikabulkan.”

Tidakkah Anda pernah merasakan perasaan ini sebelumnya?
Perasaan yakin muncul setelah usaha gigih dan tawakal kepada Allah SWT. Mari, Anda tidaklah kurang istimewa dari Tabi’in tersebut.

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata, “Tahukah kalian, bagaimana seharusnya seorang muslim berdoa?” Mereka bertanya, “Bagaimana itu, wahai imam?” Beliau menjawab, “Tahukah kalian bagaimana seseorang yang berada di tengah gelombang lautan, sementara ia hanya memiliki sebatang kayu, dan ia pun akan tenggelam? Kemudian orang ini berdoa dengan mengatakan, ‘Ya Rabbi, selamatkanlah aku! Ya Rabbi selamatkanlah aku!’ Maka demikianlah seharusnya seorang muslim berdoa (kepada Allah).”

Saudaraku, rasakan keadaan dahsyat ini. Anda seorang diri hampir tenggelam sementara Anda tidak memiliki apa-apa selain sebatang kayu. Ya, nyatakanlah itu, dan tidak akan ada lagi yang mampu menyelamatkan Anda selain Allah SWT. Sehingga, Anda pun akan kembali kepada Allah SWT dan berdoa kepada-Nya dengan setiap sel Anda! Sungguh sebuah perasaan dahsyat yang akan menyelimuti Anda saat ini... Selamat bagi Anda yang merasakan hal ini setiap kali berdoa. Simaklah ayat berikut yang akan melahirkan keadaan di atas dengan sebuah ungkapan yang cukup simpel,

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya....” (QS. An-Naml: 62)

Saudaraku, hiduplah didunia dalam kondisi serba “Kesulitan”, sebab tidak ada yang lebih mirip dengan dunia selain “lautan yang bergelombang”. Apa lagi yang Anda tunggu? Segera rasakan itu. Allah SWT pun akan memberikan kejayaan kepada Anda. Rasakan perasaan butuh Anda, maka Dia pun akan menganugerahkan kekayaan kepada Anda. Rasakanlah kelemahan Anda... maka, Dia pun akan mengulurkan kekuatannya kepada Anda.

Anda tidak akan pernah memunculkan perasaan-perasaan ini selain dengan kekhusyukan di hadapan-Nya.

KETIGA : Jangan tergesa-gesa
Syarat ketiga dikabulkannya doa adalah tidak tergesa-gesa, Rasulullah SAW bersabda, “Akan kukabulkan doa seseorang kalian sepanjang ia tidak tergesa-gesa. Ia berkata, ‘Aku telah berdoa dan berdoa, namun aku tidak melihat terkabulnya doaku’, sehingga ia pun tidak lagi berdoa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ath-Thirmidzi dan Ibnu Majah)

Orang yang melakukan ini ibarat orang yang menemani ladangnya dengan menabur benih. Namun ketika benih-benih itu mulai tumbuh, ia mengatakan, “Agaknya benih-benih ini tidak akan tumbuh”, sehingga kemudian ia meninggalkannya begitu saja.

Orang yang melakukan ini ibarat orang yang menemani ladangnya dengan menabur benih. Namun ketika benih-benih itu mulai tumbuh, ia mengatakan, “Agaknya benih-benih ini tidak akan tumbuh”, sehingga ia meninggalkannya begitu saja.

Subhanallah! Mengapa Anda tinggalkan doa? Doa itu pasti akan dikabulkan! Dalam sebuah atsar disebutkan bahwa Allah SWTbertanya kepada Jibril, “Wahai Jibril, Apakah hambaklu berdoa kepadaku?” Jibril pun menjawab, “Ya.” Allah SWT bertanya lagi, “Apakah ia menghiba kepadaku dalam memintanya?” Jibril menjawab, “Ya.” Maka Allah SWT berfirman, “Wahai Jibril, tangguhkanlah (pengabulan) permintaan hamba-Ku, sebab Aku suka mendengar suaranya.”

Tidakkah ungkapan, “Sebab Aku suka mendengar suaranya” ini berpengaruh di hati Anda? Ketergesa-gesaan adalah penyakit akut. Penyakit akan bertambah manakala sang pasien menyerah begitu saja pada penderitaannya!

Saudaraku, jangan menyerah pada penyakit ini, dan pergunakanlah obat kesabaran! Obat ini sekarang begitu banyak tersedia, bukan?

KEEMPAT : Hanya makan yang halal
Syarat terakhir terkabulnya doa adalah makan makanan halal. Jangan sekali-kali menghasilkan harta dari sesuatu yang haram.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak akan menerima selain yang baik. Allah memerintah orang-orang mukmin seperti apa yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul.” (HR. Muslim dan Ath-Thirmidzi)

Firman Allah SWT., “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh...” (Al-Mu’minun: 51)

Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan, “Seseorang yang berpakaian compang-camping, penuh debu dan sedang dalam perjalanan jauh, mengangkat kedua tangannya ke atas seraya berkata, “Ya Rabbi, Ya Rabbi”, tapi makanannnya adalah makanan haram, minumnya juga minuman haram, dan ia pun dulu diberi makan dengan makanan hasil sesuatu yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?”

Saudaraku, perhatikanlah keadaan orang yang digambarkan Rasulullah SAW diatas. Ia adalah seseorang yang berpakaian compang-camping dan berdebu. Artinya, ia seorang miskin yang amat membutuhkan Tuhannya, sehingga ia berdoa. Namun, ia memakan makanan yang haram.

Ada sebuah kenyataan pahit yang terasa bagai sambaran petir bagi setiap orang, atau bahkan lebih berat bagi setiap orang, atau bahkan lebih berat dari itu, yaitu “Bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?“ Ya Allah! Ulangilah kata-kata ini, “Bagaimana mungkin”, dan selami serta renungkan baik-baik! Anda akan merasakan sesuatu yang aneh di hati dan begitu menyesakkan dada.

Saudaraku tercinta, saya berpesan kepada Anda, untuk menjauhi segala yang haram. Rasulullan SAW bersabda, “Perbaikilah makananmu, maka akan dikabulkan doamu.”

die. *Ibadah Sepenuh Hati*
Amru Khalid
http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=2&id=7870